Bencana Datang Bertubi - Tubi

Sesuai namanya, bulan Januari tahun ini benar-benar menjadi bulan “hujan sehari-hari”. Hujan lebat dalam waktu berjam-jam telah mengguyur sebagian besar wilayah negeri ini. Di ibukota Jakarta, hujan telah mengakibatkan banjir yang merendam banyak wilayah. Sarana transportasi dan kegiatan warga banyak yang lumpuh total oleh banjir dan genangan air yang bertahan selama berhari-hari.

Beberapa jalur transportasi kereta api, bis dan angkot lumpuh karena banjir. Pasar tradisional, pabrik, sekolah dan perkantoran tak bisa melangsungkan aktivitasnya karena sebab serupa. Beberapa orang dilaporkan meninggal terseret banjir, sementara puluhan ribu warga lainnya harus dievakuasi. Masyarakat Transportasi Nasional pada Kamis (17/1/2013) memperkirakan kerugian akibat lumpuhnya kegiatan ekonomi di Jakarta mencapai dua miliar rupiah per jam. Sebuah angka yang sangat tinggi.

Selain berusaha maksimal untuk menanggulangi dampak lanjutan dari bencana banjir yang saat ini melanda, tiada yang bisa kita lakukan selain memperbanyak doa kepada Allah Ta’ala. Kita harus senantiasa berdoa kepada-Nya semoga bencana banjir ini tidak bertambah parah. Semoga Allah memberikan kesabaran dan ketegaran kepada kita untuk menjalani musibah ini.

Salah satu doa yang selayaknya kita sering baca dalam kondisi saat ini adalah doa berikut ini :

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ البَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari musibah yang tidak kuat aku tanggung, sebab-sebab datangnya kebinasaan, takdir yang membawa akibat buruk dan kegembiraan musuh atas penderitaanku.”

Doa ini berasal dari sebuah hadits yang shahih berikut ini:   

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنْ جَهْدِ البَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam berlindung (kepada Allah Ta’ala) dari musibah yang tidak kuat ditanggung, sebab-sebab datangnya kebinasaan, takdir yang membawa akibat buruk dan kegembiraan musuh.” (HR. Bukhari no. 6347 dan Muslim no. 2707)

Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi rahimahullah dalam catatan kakinya atas Shahih Muslim memberikan penjelasan atas makna hadits di atas sebagai berikut:

جَهْدِ البَلاَءِ : Musibah atau kesulitan yang manusia tidak mampu menanggungnya dan ia tidak mampu menolaknya dari dirinya sendiri.

دَرَكِ الشَّقَاءِ : Tertimpa penderitaan dan kesulitan serta terjadinya sebab-sebab kebinasaan.

سُوءِ القَضَاءِ : Takdir yang telah ditetapkan Allah yang tidak disenangi oleh manusia.

شَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ : Musuh gembira atas penderitaan yang menimpa kita atau musuh sedih atas kegembiraan yang kita rasakan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Sumber Ar Rahmah dot com

Keutamaan Memperbanyak Istighfar

Salah satu jenis dzikir yang sangat dianjurkan untuk diperbanyak dan dikerjakan secara rutin adalah istighfar. Istighfar adalah meminta ampunan kepada Allah dengan mengucapkan doa atau dzikir yang menunjukkan pengakuan atas dosa yang kita perbuat, dengan harapan Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa tersebut.

Keutamaan istighfar antara lain dijelaskan dalam sebuah hadits berikut ini, oe

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هُمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no. 3819, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6421 dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kubra no. 10665)

Makna hadits:

- Barangsiapa yang senantiasa beristighfar: Barangsiapa yang senantiasa beristighfar dalam segala kondisi atau meminta ampunan Allah setiap kali melakukan kemaksiatan atau menghadapi musibah.

- niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya: Allah akan menghilangkan segala kesedihan dan kegalauan yang menyempitkan jiwanya, dan menggantikannya dengan kelapangan dada dan kebahagiaan.

- jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya: Allah akan memberikan solusi dan jalan keluar atas segala kesempitan dan problematika kehidupan yang sedang ia alami.

- dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka:  Allah memberinya rizki dengan cara yang tidak pernah ia duga dan pikirkan sebelumnya. (Syamsul Haq ‘Azhim Abadi, ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, 4/267)

Para ulama menyatakan bahwa sanad hadits di atas lemah karena kelemahan seorang perawi bernama Hakam bin Mush’ab. Meski demikian makna hadits di atas adalah benar dan dikuatkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan banyak hadits shahih.

Imam Mulla Ali Al-Qari Al-Harawi (wafat tahun 1014 H) menyatakan bahwa hadits di atas bersumber dari firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikannya untuknya jalan keluar dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa berserah diri kepada Allahs emata niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya. Dan Allah telah menetapkan ketentuan atas segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3) 

Makna hadits di atas juga ditegaskan oleh firman Allah melalui lisan nabi Hud ‘alaihis salam:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

“Wahai kaumku, mintalah ampunan Rabb kalian kemudian bertaubatlah kalian kepada-Nya, niscaya Dia mengirimkan dari langit hujan yang deras kepada kalian dan menambahkan kekuatan atas kekuatan kalian, dan janganlah kalian berpaling dengan menjadi orang-orang yang banyak berbuat dosa.” (QS. Hud [11]: 52)

Juga firman Allah melalui lisan nabi Nuh ‘alaihis salam:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)

Maka aku katakan kepada kaumku: “Mintalah ampunan Rabb kalian karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan dari langit hujan yang deras kepada kalian, mengaruniakan kepada kalian limpahan harta dan anak-anak, menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan menjadikan untuk kalian sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12)

Salah satu ciri hamba-hamba Allah yang shalih dan meraih surga adalah banyak beristighfar, terlebih pada sepertiga malam yang terakhir, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali Imran [3]: 17 dan Adz-Dzariyat [51]: 18. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sendiri telah member tauladan kepada umatnya dengan beristighfar minimal sebanyak 70 kali dalam sehari semalam. Maka sudah selayaknya bagi kita untuk menjadikan istighfar sebagai bagian penting dalam hidup kita sehari-hari. Wallahu a’lam bish-shawab.

- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2013/02/01/26428-keutamaan-memperbanyak-istighfar.html

Taubat dan Istighfar

Kita selalu butuh akan ampunan Allah karena kita adalah hamba yang tidak bisa lepas dari dosa. Dosa ini bisa gugur dengan taubat dan ucapan istighfar. Terlihat kedua amalan ini sama. Namun ada sedikit perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Taubat lebih sempurna dan di dalamnya terdapat istighfar. Namun istighfar yang sempurna adalah jika diiringi dengan taubat.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah- menjelaskan,

Taubat berarti,

الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه


“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut taubat.

Sedangkan istighfar bisa jadi terdapat taubat di dalamnya dan bisa jadi hanya sekedar ucapan di lisan. Ucapan istighfar seperti “Allahummaghfirlii” (Ya Allah, ampunilah aku) atau “Astaghfirullah”  (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).

Adapun taubat itu sendiri dilakukan dengan menyesali dosa, berhenti dari maksiat dan bertekad tidak akan mengulanginya. Ini disebut taubat, kadang pula disebut istighfar. Istighfar yang bermanfaat adalah yang diiringi dengan penyesalan, berhenti dari dosa dan bertekad tidak akan  mengulangi dosa tersebut lagi. Inilah yang kadang disebut istighfar dan kadang pula disebut taubat. Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ , أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ


“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun (beristighfar) terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imran: 135-136).

Yang dimaksud istighfar pada ayat di atas adalah menyesal dan tidak terus menerus berbuat dosa. Ia mengucapkan ‘Allahummaghfirlli, astaghfirullah’ (Ya Allah, ampunilah aku. Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu), lalu disertai dengan menyesali dosa dan Allah mengetahui hal itu dari hatinya tanpa terus menerus berbuat dosa bahkan disertai tekad untuk meninggalkan dosa tersebut. Jadi, jika seseorang ‘astaghfir’ atau ‘Allahummaghfir lii’ dan dimaksudkan untuk taubat yaitu disertai penyesalan, kembali taat dan bertekad tidak akan mengulangi dosa lagi, inilah taubat yang benar. [Sumber Mawqi’ Syaikh Ibnu Baz]

Ya Allah, terimalah taubat kami dan tutupilah setiap dosa kami dengan istighfar.

Teman Yang Baik Adalah Karunia

Karunia Dari Allah Subhanahu Wata'ala :

Ketika kita berbicara dan atau bertanya tentang karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala tentunya kita akan banyak sekali menemukan jawaban serta pendapat dan pandangan yang bermacam - macam dari setiap orang. Satu orang akan berpendapat dan berpandangan atau memiliki sebuah argumen tentang karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala berupa materi , kesehatan , ilmu yang manfaat , kemenangan , petunjuk dan orang lain akan memiliki pendapat yang berlainan yang Insya Allah kesemuanya adalah merupakan karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala yang patut untuk disyukuri.


Satu diantara sekian banyak karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala yang hendaknyalah kita fahami betul dan kita terapkan dalam kehidupan sehari - hari adalah teman yang baik, yang selalu mengarahkan kita kepada hal - hal yang baik dan menjalankan kebaikan.

Mencari teman adalah salah satu hal penting yang turut menghantarkan kita apakah nantinya dalam kehidupan ini kita menjadi orang orang yang diberi anugerah oleh Allah Subhanahu Wata'ala atau kita mendapat siksa dari Allah Subhanahu Wata'ala.

Telah banyak dijelaskan dalam Al Quran bahwasanya hendaknyalah kita pandai - pandai mencari teman dan memilih diantara mereka siapakah yang hendaknya kita jadikan teman akrab, agar nantinya kita dapat menjalani kehidupan ini sesuai dengan petunjuk dan jalan yang di Ridhoi oleh Nya dan tidak mendapatkan siksaan dari Nya sebagaimana dijelaskan dalam banyak Firman Nya.

Wallahu A'lam

Segera Memohon Ampun

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.

Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan kesalahan orang.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ?

Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan.

Al Quran ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Mohon Ampunan Karena Khilaf

Lafadz atau bacaan serta do'a guna untuk memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wata'ala ketika kita melakukan kesalahan atau kekhilafan tidak hanya dengan memakai kalimah Astaghfirullahal Adhim akan tetapi dapat juga dengan menggunakan bacaan atau do'a sesuai dengan apa yang telah Para Nabi dan Rasul Allah Subhanahu Wata'ala contohkan sebagaimana banyak dijelaskan didalam Al Quran.

Doa ini memiliki manfaat dan atau tujuannya adalah untuk mohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata'ala dalam segala hal agar supaya kita mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan didunia dan mendapat ampunan kelak di akhirat, dan agar supaya beban dan tanggung jawab berat yang telah manusia pikul dapat kita jalani dengan mudah.

Perlu diketahui kemudian bahwasanya sebenarnya Islam yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul Allah Subhanahu Wata'ala adalah agama yang mudah dan tidak membebani setiap umat manusia melainkan sesuai dengan kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang tersebut dan masing - masing dari mereka akan mendapatkan pahala dari setiap amal kebajikan yang telah diusahakannya dan ia akan mendapat balasan siksa akibat dari kejahatan yang telah dikerjakannya, tentunya kesemuanya adalah kembali kepada kekuasaan Allah Subhanahu Wata'ala apakah Dia mau memaafkan dan mengampuni atau sebaliknya.

Meski kita semua sudah mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu Wata'ala tidak membebani setiap umat manusia yang tidak mampu menjalankan semua perintah-Nya namun hal tersebut bukanlah lantas kemudian menjadikan kita bersantai , berdiam diri , dan merasa seolah tidak ada permasalahan karena maksud dari hal itu adalah agar supaya kita senantiasa memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wata'ala sebagai ganti dari setiap perintah yang tidak kita laksanakan, dengan harapan semoga Allah Subhanahu Wata'ala memberikan kita ampunan dan pahala serta tempat kembali yang baik nantinya.

Berikut adalah doa yang hendaknya kita semua amalkan dan istiqomahkan setiap hari / setelah selesai shalat lima waktu :

رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Artinya :

"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau melakukan perbuatan kesalahan dan dosa, Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir" 
 (QS. Al-Baqarah ayat 286).

Semoga kita dapat mengamalkannya setiap hari.

Wallahu A'lam

Baca Istighfar agar Urusan Lancar

Bacaan Istighfar agar Urusan Lancar

Manusia hidup di dunia bisa jadi ada masalah mendadak, misalnya saja butuh biaya anak sekolah dan sebagainya. Yang kita ingat pertama kali tentu hutang kemana atau minta tolong teman, saudara atau bahkan tetangga kita. Alangkah indahnya jika kita langsung ingat Allah SW, beristighfar dan berdoa terlebih dahulu sebelum ingat yang lainnya.

Karena kunci dari lepasnya masalah adalah dengan selalu ingat kepada-Nya serta mohon ampunan. Barang siapa yang rajin membaca istighfar, minimal Astaghfirullah, lebih-lebih kalau Sayyidul Istighfar, Insya Allah semua urusan akan lancar.

Lafadz Sayyidul Istighfar tersebut adalah :

"Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta, Kholaqtanii, wa anaa abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika, wa wa'dikaa maa astato'tu, a'udzubikaa min sari maa shona'tu, abuuka laka, bib'matika 'alayyaa wa abuuka bidanbii fghfirlii fainnahu la yaghfiruddunuuba illa anta."

Artinya:

"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku dan akulah hamba-Mu. Akan kutepati janjiku (kepada-Mu) dengan seluruh kemampuanku.

Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan yang telah kuperbuat. AKu mengakui di hadapan-mu anugerah yang Engkau limpahkan kepadaku.

Kuakui dosa-dosaku. AMpunilah dosa-dosaku. Kerna tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku selain Engkau."

(HR. Bukhari dan Nasai).

Diriwayatkan oelh Syaddad bin Aus ra, Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa yang tetap beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesempitan dan menjadikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan memberinya rezeki yang tidak diperhitungkan."

(HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Hakim).